Sunday, August 09, 2009

Ketakutan Untuk Terus Melangkah

akhir-akhir ini, sampai sekarang, gw lagi mencoba menyelesaikan membaca buku 'Kisah Langit Merah'. sebuah buku yang bagus, dengan alur yang maju-mundur. gw ga nganjurin buku ini buat orang yang suka komedi, atau orang yang telat mikir. karena ngebaca buku ini, lo harus sabar, ngebaca bab per bab dengan alur yang maju-mundur dan loncat-loncat.
tokoh utama di buku ini, Langit Merah, adalah orang yang punya pendirian kuat tapi ga menganggap pendirian dan pendapat orang lain itu salah. orang yang keras, sekaligus lembut di saat-saat dia kehilangan kekasihnya, Daria, karena perbedaan dan karena permintaan orang tua-nya. Langit, seorang wartawan yang ga bisa dibeli dengan amplop-amplop cokelat dari pejabat-pejabat negara yang ingin citranya baik-baik saja.
makin gw baca buku ini, makin gw bisa ngoreksi kekurangan-kekurangan dalam hidup gw. mempelajari sosok Langit yang 'almost perfect' ataupun adiknya, Matahari, yang 'easy going'.
tapi dalam satu hal, disaat gw baca buku yang seharusnya mempengaruhi orang untuk terus melangkah, menghadapi segala sesuatu dalam hidupnya dengan tegar, gw malah berpikiran untuk berhenti melangkah. berhenti, untuk kebaikan kita berdua. gw ga lagi berani melangkah sekarang, dan ga ada hal-hal yang mendorong gw untuk terus survive dalam situasi kayak gini. gw juga udah terlalu lama nutupin semua ini dan berbohong ke semua orang, bahkan diri gw sendiri, bahwa semua ini baik-baik saja.
sekarang gw hanya akan diam. sampai batas waktu yang ga ditentukan, diam adalah hal yang terbaik. mencoba, untuk sementara konsentrasi dengan pelajaran dan sakit kepala gw yang selalu kambuh.
apalagi hari ini, ngebuat gw semakin berpikir kalau gw dan dia, emang ga bakal bisa jadi kita.
maaf buat pengurus masjid Al-Azhar, td gw muntah di kamar mandinya.