13.50 WIB gue berangkat dari kost-kostan gue menuju Bandara Djuanda Surabaya. Setelah memesan sebuah taksi berwarna biru, nunggu sebentar taksinya sambil lita-liat lagi apa yang mau gue bawa ke Jakarta. Ga lama setelah itu, taksi berwarna biru itu pun datang sesaat setelah gue memakai sepatu gue. Alhamdulillah gue mendapatkan sopir taksi yang enak diajak ngobrol. Jadilah selama perjalan kita sedikit berbincang-bincang, sambil hujan diluar sana, hembusan angin AC yang kencang membuat gue menggigil. Gue khawatir sama cuaca tadi, gelap, angin kencang, hujan deras dan petir sesaat sebelum gue memasuki tol Waru - Djuanda untuk menuju bandara. Takut-takut pesawatnya delay kelewat lama dan harus membuat gue bosan menunggu di Djuanda.
Gue booking pesawat jam 4, ternyata di penerbangan jam 3 ada yang kosong. Begitu ditawarin sama mbak-mbak penjaga check-in counter, gue langsung setuju. Tentunya setelah mendengar keraguan dia akan kemampuan pesawat jam 4 untuk landing. Maklum, cuaca tidak bersahabat, manusia hanya bisa melihat. Ga ada bagasi, hanya ada tas ransel lusuh dan komputer jinjing lemot yang gue bawa. Mungkin perjalanan tadi adalah perjalanan tersantai gue tanpa membawa apa-apa. Syukurlah, ternyata perjalanan ke Jakarta diiringi dengan cuaca yang mendukung dari keluar Surabaya hingga menuju Jakarta.
Bokap ngangkut gue dari terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta. Dibawa ke kantornya dia yang baru, solat dan nungguin dia bales e-mail. Sembari buang-buang waktu gue BBM-an sama Eja Otong, Irul dan Yiyip untuk merencanakan besok kita akan bertemu jam 9 pagi di Kremes. Iya udah lama juga kita ga ketemu. Sambil buka-buka facebook, wall-to-wall dengan Serra, buka Kaskus hanya untuk iseng, ternyata bokap gue belum selesai juga. Akhirnya gue bilang ke dia kalau gue laper dan dia menyuruh gue untuk nunggu sebentar. Okelah sambil baca majalah dan tidur-tiduran di sofa.
Oh iya, ketika gue di pesawat gue baru inget gue ketinggalan charger laptop gue. Hal yang lumrah terjadi ketika gue harus terburu-buru mengeluarkan buku pelajaran di tas kuliah ini dan mengganti fungsinya menjadi tas ransel untuk pakaian gue di Jakarta.
Ketika gue makan malam sama keluarga gue, adek gue nunjukkin tweet dari seseorang. Ga bisa kah kamu nunda liburan kamu ke Bandung? Please, aku ga sampai seminggu di Jakarta, dan jujur, aku mau ketemu kamu, seperti yang terjadi di mimpi aku tadi malam.
