Tadi malam gue nginep di Lokalisasi Sorrento, sebutan untuk kostan Talib, Fandy dan Dayat. Sorrento merupakan sebuah komplek di perumahan Pakuwon City, jadi ga heran kalau kost disana terasa begitu nyaman denga AC, waterheater dan kebebasannya. Seperti yang terjadi akhir-akhir ini, gue selalu mengalami insomnia. Kenapa selalu disaat gue stres dan galau, insomnia brengsek ini kambuh menyebabkan kadang gue harus tetap terbangun menunggu ayamnya Pak Kadek berbunyi, dan menjalani kuliah pagi gue dengan ngantuk. Jika ada seorang dokter yang membaca blog ini, bisakah engkau mencarikan obatnya?
Ah malas sekali rasanya untuk mengantarkan baju kotor ke tempat laundry. Padahal jaraknya ga ada 1 km. Biarin aja lah, lagian keuangan bulan ini juga sedang tidak memungkinkan untuk terlalu rajin laundry. Inilah kehidupan yang sebenarnya, ketika kau hidup dengan penuh perhitungan, setiap rupiah yang kau buang adalah perhitungan, dan untung atau rugi hanya dipisahkan dengan tembok setipis rambut. Kalian pernah merasakan seperti ini juga? Ah kalian mungkin sedang hidup enak, dengan AC dan TV kabel yang mendukung. Dan jika kalian kangen rumah, kalian tinggal pulang saja dengan seenaknya.
Mungkin ini yang Kimak bilang, kita harus jatuh dulu supaya kita bisa jadi di paling atas, jadi yang paling sukses. Kita harus bisa merasakan yang dibawah, sebelum kita merasakan yang diatas. Jangan selalu melihat keatas, karena diatas langit selalu ada langit yang lain. Jangan selalu melihat kebawah, karena kita akan susah untuk move on. Kalau kata Echa, lihat spion itu boleh, tapi jangan terlalu lama, nanti nabrak. Atau yang sering Budang bilang, sekarang hidup susah, nanti akan hidup enak. Tapi gue lebih suka bilang, jadilah apa yang lo mau, persetan dengan orang lain. Ini hidup lo, ketika lo susah lo yang ngerasain, dan ketika lo seneng lo juga yang ngerasain.
Semoga besok bisa bangun pagi dan kuliah sistim digital. Saya sudah kangen dengan Pak Supeno.
