Tuesday, February 08, 2011

Not Just a Good Sleep

Sekarang gue kembali ke kehidupan yang keras di Surabaya. Kembali ke Surabaya tanggal 6, untuk mengisi Formulir Rencana Studi, dan sialnya FRS gue ternyata masih paketan. Kalau tau begini, gue masih bisa balik hari ini atau kemarin. Ga usah repot-repot balik minggu ke Surabaya dan kecewa begini. Perwalian dengan dosen wali juga baru akan berlangsung besok. Masih terlalu sedikit hal yang gue lakukan di Jakarta. Ada sedikit rasa kecewa sekarang karena pulang hari Minggu, tapi sedikit terobat dengan melihat kamar gue setelah ditinggal 3 minggu. Masih berantakan, bau apek karena ga dibuka, meja yang jamuran, lantai yang kotor, dan 5 ekor kecoa yang tewas dengan kondisi mengenaskan karena bagian tubuhnya telah terpisah-pisah. Sebuah perkerjaan disaat gue masih merasa sedikit jetlag, gue langsung membersihkan kamar gue.
Pada hari itu juga, hari pertama gue kembali ke Surabaya, menyapu bangkai-bangkai kecoa yang ada dikamar gue, kamar gue kembali bersih dan gue bisa tidur dengan tenang.
Senin-nya, gue bangun jam 8 dan langsung ke kamar Kimak. Membangunkan Kimak karena panik FRS, yang ternyata belum bisa juga. Akhirnya sekitar jam 11an gue dan Kimak baru ke kampus untuk mengurus FRS. Tadinya gue yang semangat ngisi FRS, tapi malah Kimak yang FRSnya beres duluan. Paketan sialan, miskomunikasi BAAK ITS dan TU jurusan gue membuat kacau semuanya. Semoga ditahun-tahun selanjutnya ga akan terjadi seperti ini. Oh iya, sampai sekarang kostan gue juga belum memasang kembali internet yang diputus karena 2 bulan nunggak bayaran. Ketika gue dikampus, gue ketemu dengan Ibam dan anak-anak yang lain. Langsung mengajak futsal sekalian pembagian kostum angkatan, dan fix malamnya kita langsung main futsal. Wah ternyata kostum gue keren juga kalau dipake main bola hahaha. Main 2 jam, dan gue bermain hampir 1 jam 45 menit. Begitu sampai kostan, yang gue rasa hanya kaki yang mau copot dari engselnya.
Sebelum main futsal jam 7 malam, gue menyempatkan diri untuk ke EastCoast Plaza membeli bantal dan guling baru. Setelah muter-muter lorong dengan Kimak, mulai dari lorong alat-alat masak, sendal jepit, sampai barang-barang elektronik, dengan maksud membeli barang itu sedikitpun, hanya numpang ketawa-ketawa aja mempermainkan teflon menjadi bet pingpong. Akhirnya kita kembali ke rak yang isinya bantal dan guling. Mencoba berbagai bantal dan guling, akhirnya pilihan gue jatuh ke bantal dan guling Terry Palmer yang 1 set isinya 1 bantal 1 guling dengan harga 129 ribu rupiah. Sedangkan Kimak, akhirnya mendapatkan sendal jepit yang nyaman setelah mencoba beberapa sendal jepit Ando.
Bantal dan guling baru gue akan menjadi teman setia gue dikamar, menemani mimpi-mimpi gue di tidur siang atau malam. Semoga aja bantal dan guling baru ini ga ngebuat gue susah bangun besok karena gue akan perwalian jam 9 pagi.
Saatnya untuk memeluk guling gue lagi sepertinya.